1.Bismillahirrahm aan irrahiim
Ya Allah, sukma kebaikan itu datangnya dari-Mu, namun ketika hati ini diliputi nafsu, maka setan pun tambah menari-nari, Astaghfirullah.
Salam dan shalawat bagi junjungan Nabi Muhammad saw, keluarga dan sahabat yang telah mengajarkan islam dan mencontohkan akhlak mulia kepada kami.
Bisa bertemu dengan banyak orang merupakan suatu anugerah, apalagi sampai ada pelajaran yang bisa diambil.
Seperti di tulisan-tulisan sebelumnya, orang tua sangat mempengaruhi faktor pembentukan perilaku putra/i-nya, sudah pasti dari usia balita sampai usia remaja. Rasul saw juga pernah berpesan, didiklah anakmu sesuai jamannya.
Perasaan anak bisa dibentuk sedemikian rupa dan hal ini akan sangat berpengaruh terhadap jiwa dan kepribadiannnya. Jika perasaan dan kecenderungan anak dibina secara seimbang maka kelak ia akan menjadi anak yang lurus pada masa depannya maupun dalam kehidupannya secara utuh. Namun, jika tidak seimbang maka akibatnya adalah sebaliknya. Berlebihan akan menjadikannya begitu manja dan tidak mampu memikul beban-beban kehidupan dengan sungguh-sungguh, sedangkan pengurangan akan menyebabkannya menjadi manusia yang keras terhadap orang yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu, pembinaan perasaan ini mempunyai urgensi yang begitu besar di dalam membina dan membentuk kepribadian anak. Ayah dan ibunya memainkan peran terbesar dalam pembinaan ini. Sebab, keduanya merupakan sumber mendasar bagi pembinaan perasaan ini; keduanya merupakan pilar yang menjadi acuan sang anak untuk menikmati hangatnya perasaan dan nikmatnya kasih sayang dari seorang ibu dan ayah.
Seorang pendidik bercerita kalau beberapa persen dari jumlah siswa yang ada mengalami penurunan nilai karena faktor orang tua, ya, dikarenakan orang tua beradu mulut/cekcok di depan anak-anak atau terdengar oleh anak-anak, Astaghfirullah.
Bahkan ada salah satu siswa, kalau orang tuanya sudah mulai ribut, si anak langsung menelpon gurunya, dan hal ini terjadi di jam 23.00. Anak mencari curahan tempat untuk sekedar menumpahkan rasa kegundahan ketika melihat orang tuanya ribut.
Perilaku orang tua sangat berpengaruh terhadap kondisi jiwa anak, kondisi hati anak, dan bisa menjadi bibit kebaikan atau malah bibit keburukan untuk nantinya ketika dewasa?
Di hari yang sama, ada seorang ibu bercerita kalau putranya tidak naik kelas, bukan karena nilai, tapi karena membolos selama 15 hari dan tidak membuat tugas. Rupanya si anak merasakan kegalauan ayahnya yang pengusaha mengalami mushibah telah ditipu rekan kerjasamanya sehingga harus menjual harta benda yang ada. Setelah diberi pengertian oleh si ibu, bahwa dalam hidup bisa jadi kadang diatas, kadang dibawah, dan meminta ikhlas untuk memulai dari nol, dan si ibu juga sudah memberi tahu kalau untuk biaya sekolah tidak usah khawatir.
Anak adalah aset generasi mendatang yang sangat berharga, karena di tangan merekalah tergenggam masa depan umat. Oleh karena itu merupakan suatu keharusan bagi kita memperhatikan dan mempersiapkan strategi pengasuhan dan pendidikan yang baik untuk anak-anak, dalam rangka mewujudkan generasi masa depan yang berkualitas; generasi yang menjadikan kecintaannya kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW di atas kecintaan–kecintaannya yang lain, yang menjadikan halal dan haram sebagai landasan perbuatannya, serta doa-doanya senantiasa dikabulkan oleh Allah SWT, dan senantiasa mengirinig langkah ayah-bundanya walaupun keduanya telah tiada.
Ya Allah, sukma kebaikan itu datangnya dari-Mu, namun ketika hati ini diliputi nafsu, maka setan pun tambah menari-nari, Astaghfirullah.
Salam dan shalawat bagi junjungan Nabi Muhammad saw, keluarga dan sahabat yang telah mengajarkan islam dan mencontohkan akhlak mulia kepada kami.
Bisa bertemu dengan banyak orang merupakan suatu anugerah, apalagi sampai ada pelajaran yang bisa diambil.
Seperti di tulisan-tulisan sebelumnya, orang tua sangat mempengaruhi faktor pembentukan perilaku putra/i-nya, sudah pasti dari usia balita sampai usia remaja. Rasul saw juga pernah berpesan, didiklah anakmu sesuai jamannya.
Perasaan anak bisa dibentuk sedemikian rupa dan hal ini akan sangat berpengaruh terhadap jiwa dan kepribadiannnya. Jika perasaan dan kecenderungan anak dibina secara seimbang maka kelak ia akan menjadi anak yang lurus pada masa depannya maupun dalam kehidupannya secara utuh. Namun, jika tidak seimbang maka akibatnya adalah sebaliknya. Berlebihan akan menjadikannya begitu manja dan tidak mampu memikul beban-beban kehidupan dengan sungguh-sungguh, sedangkan pengurangan akan menyebabkannya menjadi manusia yang keras terhadap orang yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu, pembinaan perasaan ini mempunyai urgensi yang begitu besar di dalam membina dan membentuk kepribadian anak. Ayah dan ibunya memainkan peran terbesar dalam pembinaan ini. Sebab, keduanya merupakan sumber mendasar bagi pembinaan perasaan ini; keduanya merupakan pilar yang menjadi acuan sang anak untuk menikmati hangatnya perasaan dan nikmatnya kasih sayang dari seorang ibu dan ayah.
Seorang pendidik bercerita kalau beberapa persen dari jumlah siswa yang ada mengalami penurunan nilai karena faktor orang tua, ya, dikarenakan orang tua beradu mulut/cekcok di depan anak-anak atau terdengar oleh anak-anak, Astaghfirullah.
Bahkan ada salah satu siswa, kalau orang tuanya sudah mulai ribut, si anak langsung menelpon gurunya, dan hal ini terjadi di jam 23.00. Anak mencari curahan tempat untuk sekedar menumpahkan rasa kegundahan ketika melihat orang tuanya ribut.
Perilaku orang tua sangat berpengaruh terhadap kondisi jiwa anak, kondisi hati anak, dan bisa menjadi bibit kebaikan atau malah bibit keburukan untuk nantinya ketika dewasa?
Di hari yang sama, ada seorang ibu bercerita kalau putranya tidak naik kelas, bukan karena nilai, tapi karena membolos selama 15 hari dan tidak membuat tugas. Rupanya si anak merasakan kegalauan ayahnya yang pengusaha mengalami mushibah telah ditipu rekan kerjasamanya sehingga harus menjual harta benda yang ada. Setelah diberi pengertian oleh si ibu, bahwa dalam hidup bisa jadi kadang diatas, kadang dibawah, dan meminta ikhlas untuk memulai dari nol, dan si ibu juga sudah memberi tahu kalau untuk biaya sekolah tidak usah khawatir.
Anak adalah aset generasi mendatang yang sangat berharga, karena di tangan merekalah tergenggam masa depan umat. Oleh karena itu merupakan suatu keharusan bagi kita memperhatikan dan mempersiapkan strategi pengasuhan dan pendidikan yang baik untuk anak-anak, dalam rangka mewujudkan generasi masa depan yang berkualitas; generasi yang menjadikan kecintaannya kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW di atas kecintaan–kecintaannya yang lain, yang menjadikan halal dan haram sebagai landasan perbuatannya, serta doa-doanya senantiasa dikabulkan oleh Allah SWT, dan senantiasa mengirinig langkah ayah-bundanya walaupun keduanya telah tiada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda