15.Air Kehidupan
Semua air, bahkan yang ada di dalam kulkas, berhubungan dengan seluruh air yang ada di seluruh dunia. Doa cinta dan penghargaan yang kita lepaskan akan menjadi aliran cahaya emas dan perak di dalam air yang mengalir dan menyampai ke seluruh dunia, dan akhirnya membungkusnya dengan cahaya. Hasilnya akan menjadi sebuah kesaksian penyembuhan dan harmonisasi planet kita.
Air membawa pikiran dan doa kita. Dan karena kita juga adalah air, entah di mana pun kita berada, doa kita akan dibawa ke seluruh dunia.
Jadi, berdoalah. Berdoalah untuk orang-orang di Afrika dan di wilayah-awilayah yang kesulitan air, yang teraniaya, termarginalisasi, tereliminasi, dan terzalimi oleh kekuasaan-kekuasaan diktator dan korup, yang terpanggang sebagai korban perang yang sia-sia, untuk anak-anak yatim-piatu, janda-janda miskin dan kumuh, untuk mereka yang terbaring sakit dan tidak mampu bangun dari tempat tidur, dan untuk kita yang tidak pandai bersyukur bahkan nyaris kufur. Begitu banyak hal yang dapat kita lakukan untuk sesama Muslim (ukhuwah Islamiah), sesama sebangsa-setanah air (ukhuwah wathoniah), dan untuk sesama makhluk (ukhuwah insaniah). Bahkana sekarang ini juga, banyak hal yang dapat kita kerjakan, minimal doa.
Air dapat menunjukkan bagaimana kita dapat menyampai kebahagiaan. Air mengungkapkan makna menyintai alam. Air menunjukkan jalan lurus yang harus ditempuh manusia untuk menemukan segala jawaban yang dicari.
Seorang ahli biofisika, James Lovelock, mengemukakan Teori Gaia—sebuah konsep yang mengtakan bahwa dunia bumi kita adalah satu bentuk kehidupan, sebuah sistem yang mengatur dirinya sendiri. Lingkungan di bumi dipertahankan pada sebuah tingkat tertentu untuk memungkinkan adanya kehidupan. Volume oksigen di atmosfer selalu 20 persen, ke mana pun kita pergi di kolong lanagit dunia. Tanaman menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis, dan binatang mengembuskan karbon dioksida. Atmosfer bekerja untuk mempertahankan suhu dalam kisaran tertentu. Jadi , meskipun musim berubah, kita dapat mempertahankan dan menjaga suhu tubuh secara konstan. Sejak adanya kehidupan di bumi 3,5 juta tahun yang lalu, suhu di bumi telah dipertahankan di kisaran yang memungkinkan adanya kehidupan di dalamnya. Dunia dipelihara dalam keseimbangan yang sempurna.
Planet kita memang satu bentuk kehidupan tempat segala sesuatau hidup dan tumbuh-kembang. Apa yang memberinya kehidupan pada planet hidup ini? Air. Dari airlah segala sesuatu diciptakan. Air memungkinkana segala tanaman tumbuh-kembang menghasilkan oksigen, untuk menjaga kehidupan bumi dan makhluk yang ada di planet ini. Namun, kita menyadari bahwa keseimbangan hidup ini sekarang terancam pemanasan global, lubang ozon menganga terlampau luas karena ekosistem kita tanamannya diarampok melebihi keperluan masa kini.
Air Keindahan
Perjalanan panjang air dimulai ketika air tiba di planet ini dalam bentuk gumpalan-gumpalan es dari tempat yang jauh di ujung semesta. Dari sana muncul berbagai bentuk alam serta kehidupan yang sekarang meliputi permukaan planet ini. Dan dari titik itu muncul peradaban manusia, dan lahirlah kehidupan dari setiap pribadi.
Dari air muncul semua keindahan: alam yang warna-warni dan megah, padang rumput hijau, benang sutera hujan, awan yang menyaring matahari keemasan, langit yang diliputi pelangi, dan lautan yang alauas, nuansa yang membiru ketika semakin dalam kita menyelaminuya. Berkas sinar matahari menari di permukaannya, memantulkan tanaman laut dan karang di bawahnya. Ikan warna-warni berenang bergerombol, mengembang dan menyiut dengan ajaib. Pertunjukan live show terbesar dan terindah.
Kemudian ada kristal-kristal air. Seperti mutiara yang paling indah, diukir halus oleh alam—nyaris sepertia lampu-lampu kristal yang paling elok.
Karya alam jauh melebihi aspirasi maestro. Dan yang menakjubkan, ini semua bukan kebetulan. Semuanya adalah hasil dari niat yang jelas, suatu rencana induk yang tersembunyi. Penyiptaannya memerlukan tingkat niat serta keteguhan yang tak mungkin kita pahami, apalgi menirunya. Itulah kerja “Sesuatu yang Agung”. Suatu eksistensi yang telah menandatangani setiap sel dari sekitar 60 miliar sel yang menyusun tubuh kita, yang masing-masing mengandung informasi genetika yang cukup untuk mengisi ribuan buku setebal ribuan halaman. Dialah yang telah mendatangkan keteraturan pada semesta dan membuatnya tetap bergerak di dalam keteraturan yang seimbang. Melalui kesadaran seperti itulah air diturunkan ke dunia. Air dicurahkan ke bumi ini demi penyiptaan keindahan.
Air Cermin
Air di mana pun yang kita temui, termasuk yang di dalam tubuh kita, menyerminkan jiwa manusia. Setiap kata, setiap doa yang kita ucapkan sebagai ekspresi keadaan dan getaran jiwa kita, akan memantulkan frekuensinya ke dalam air dan akan membentuk kristal-kristal yang indah, berlimpah dengan rasa syukur dan kebahagiaan sesuai resonansi dari dalam getaran hati. Sebaliknya kristal-kristal itu akan buruk dan gelap apabila kata-kata dan kondisi kita sedang kalut dan gelap.
Sedikit sekali air murni yang tersisa di bumi—tinggal tiga persen dari keseluruhan air kita—dan jumlah yang layak digunakan manusia semakin berkurang dengan sangat cepat. Dari semua air di bumi, jumlah yang jatuh dari langit dan mengalir ke laut sangatlah sedikit. Nyaris semua air yang ada di bumi adalah penguapan air garam yang ada di laut, sementara sebagian air yang dapat diminum, membeku di puncak-puncak gunung tertinggi. Dibandingkan dengan semua air yang mengalir ke laut, jumlah yang tersedia untuk penggunaan kita adalah sangat kecil, sekitar 1/10.000-an dari semua air di bumi.
Masa depan spesies manusia semakin suram. Apopulasi meningkat dengan kecepatan tinggi, bahkan air bawah tanah, sumber terakhir kita, sekarang sudah tercemar. Penyemaran air adalah penyemaran jiwa kita, dan kalau kita tidak mengubah kesadaran, kita tidak akan pernah bias mengembalikan air ke bentuk murninya.
Air Doa
Air datang ke bumi sebagai jawaban atas doa-doa kita, dan proses itu masih berlangsung bahkan sampai sekarang. Doa apa yang kita panjatkan? Doa bahwa hidup akan dilahirkan, bernapas, dan berakar? Doa bahwa alam akan makmur, berkembang, menimbang apa yang oleh orang-orang pribumi disebut “lingkaran kehidupan”. Doa bahwa inteligensi akan muncul dan peradaban akan terbentuk untuk melindungi bumi serta menyebarkan cinta dan rasa syukur.
Mengapa ketika dipaparkan pada kata “cinta dan syukur” air dapat membentuk kristal-kristal yang spektakuler? Karena kata-kata itu adalah sebentuk doa. Doa selalu merupakan sifat yang sebenarnya dari manusia. Semua ras manusia di semua masa telah memiliki unsure doa. Bahkan di masa kini, ketika ilmu pengetahuan, kita masih berdoa. Hati mana yang tidak berdoa ketika seorang anak yang sakit berjuang mempertahankan hidupnya atau ketika orang yang dicintai sedang jauh?
Air diberikan sebagai jawaban doa kitaa untuk kehidupan, untuk evolusi, sehingga manusia dapat melihat kea rah air dan menawarkan doa-doanya. Makahluk manusia pada dasarnya adalah kristal-kristal yang terbentuk di bumi ini. Dan itulah sebabnya mengapa kita memiliki tanggung jawab untuk melindungi dengan melindungi air kita. Langkah pertama yang dapat kita ambil adalah mengembalikan doa ke dalam hidup kita, ke dalam hati kita untuk senantiasa bergetar menyebut nama-Nya yang Maha Agung.
Semua air, bahkan yang ada di dalam kulkas, berhubungan dengan seluruh air yang ada di seluruh dunia. Doa cinta dan penghargaan yang kita lepaskan akan menjadi aliran cahaya emas dan perak di dalam air yang mengalir dan menyampai ke seluruh dunia, dan akhirnya membungkusnya dengan cahaya. Hasilnya akan menjadi sebuah kesaksian penyembuhan dan harmonisasi planet kita.
Air membawa pikiran dan doa kita. Dan karena kita juga adalah air, entah di mana pun kita berada, doa kita akan dibawa ke seluruh dunia.
Jadi, berdoalah. Berdoalah untuk orang-orang di Afrika dan di wilayah-awilayah yang kesulitan air, yang teraniaya, termarginalisasi, tereliminasi, dan terzalimi oleh kekuasaan-kekuasaan diktator dan korup, yang terpanggang sebagai korban perang yang sia-sia, untuk anak-anak yatim-piatu, janda-janda miskin dan kumuh, untuk mereka yang terbaring sakit dan tidak mampu bangun dari tempat tidur, dan untuk kita yang tidak pandai bersyukur bahkan nyaris kufur. Begitu banyak hal yang dapat kita lakukan untuk sesama Muslim (ukhuwah Islamiah), sesama sebangsa-setanah air (ukhuwah wathoniah), dan untuk sesama makhluk (ukhuwah insaniah). Bahkana sekarang ini juga, banyak hal yang dapat kita kerjakan, minimal doa.
Air dapat menunjukkan bagaimana kita dapat menyampai kebahagiaan. Air mengungkapkan makna menyintai alam. Air menunjukkan jalan lurus yang harus ditempuh manusia untuk menemukan segala jawaban yang dicari.
Seorang ahli biofisika, James Lovelock, mengemukakan Teori Gaia—sebuah konsep yang mengtakan bahwa dunia bumi kita adalah satu bentuk kehidupan, sebuah sistem yang mengatur dirinya sendiri. Lingkungan di bumi dipertahankan pada sebuah tingkat tertentu untuk memungkinkan adanya kehidupan. Volume oksigen di atmosfer selalu 20 persen, ke mana pun kita pergi di kolong lanagit dunia. Tanaman menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis, dan binatang mengembuskan karbon dioksida. Atmosfer bekerja untuk mempertahankan suhu dalam kisaran tertentu. Jadi , meskipun musim berubah, kita dapat mempertahankan dan menjaga suhu tubuh secara konstan. Sejak adanya kehidupan di bumi 3,5 juta tahun yang lalu, suhu di bumi telah dipertahankan di kisaran yang memungkinkan adanya kehidupan di dalamnya. Dunia dipelihara dalam keseimbangan yang sempurna.
Planet kita memang satu bentuk kehidupan tempat segala sesuatau hidup dan tumbuh-kembang. Apa yang memberinya kehidupan pada planet hidup ini? Air. Dari airlah segala sesuatu diciptakan. Air memungkinkana segala tanaman tumbuh-kembang menghasilkan oksigen, untuk menjaga kehidupan bumi dan makhluk yang ada di planet ini. Namun, kita menyadari bahwa keseimbangan hidup ini sekarang terancam pemanasan global, lubang ozon menganga terlampau luas karena ekosistem kita tanamannya diarampok melebihi keperluan masa kini.
Air Keindahan
Perjalanan panjang air dimulai ketika air tiba di planet ini dalam bentuk gumpalan-gumpalan es dari tempat yang jauh di ujung semesta. Dari sana muncul berbagai bentuk alam serta kehidupan yang sekarang meliputi permukaan planet ini. Dan dari titik itu muncul peradaban manusia, dan lahirlah kehidupan dari setiap pribadi.
Dari air muncul semua keindahan: alam yang warna-warni dan megah, padang rumput hijau, benang sutera hujan, awan yang menyaring matahari keemasan, langit yang diliputi pelangi, dan lautan yang alauas, nuansa yang membiru ketika semakin dalam kita menyelaminuya. Berkas sinar matahari menari di permukaannya, memantulkan tanaman laut dan karang di bawahnya. Ikan warna-warni berenang bergerombol, mengembang dan menyiut dengan ajaib. Pertunjukan live show terbesar dan terindah.
Kemudian ada kristal-kristal air. Seperti mutiara yang paling indah, diukir halus oleh alam—nyaris sepertia lampu-lampu kristal yang paling elok.
Karya alam jauh melebihi aspirasi maestro. Dan yang menakjubkan, ini semua bukan kebetulan. Semuanya adalah hasil dari niat yang jelas, suatu rencana induk yang tersembunyi. Penyiptaannya memerlukan tingkat niat serta keteguhan yang tak mungkin kita pahami, apalgi menirunya. Itulah kerja “Sesuatu yang Agung”. Suatu eksistensi yang telah menandatangani setiap sel dari sekitar 60 miliar sel yang menyusun tubuh kita, yang masing-masing mengandung informasi genetika yang cukup untuk mengisi ribuan buku setebal ribuan halaman. Dialah yang telah mendatangkan keteraturan pada semesta dan membuatnya tetap bergerak di dalam keteraturan yang seimbang. Melalui kesadaran seperti itulah air diturunkan ke dunia. Air dicurahkan ke bumi ini demi penyiptaan keindahan.
Air Cermin
Air di mana pun yang kita temui, termasuk yang di dalam tubuh kita, menyerminkan jiwa manusia. Setiap kata, setiap doa yang kita ucapkan sebagai ekspresi keadaan dan getaran jiwa kita, akan memantulkan frekuensinya ke dalam air dan akan membentuk kristal-kristal yang indah, berlimpah dengan rasa syukur dan kebahagiaan sesuai resonansi dari dalam getaran hati. Sebaliknya kristal-kristal itu akan buruk dan gelap apabila kata-kata dan kondisi kita sedang kalut dan gelap.
Sedikit sekali air murni yang tersisa di bumi—tinggal tiga persen dari keseluruhan air kita—dan jumlah yang layak digunakan manusia semakin berkurang dengan sangat cepat. Dari semua air di bumi, jumlah yang jatuh dari langit dan mengalir ke laut sangatlah sedikit. Nyaris semua air yang ada di bumi adalah penguapan air garam yang ada di laut, sementara sebagian air yang dapat diminum, membeku di puncak-puncak gunung tertinggi. Dibandingkan dengan semua air yang mengalir ke laut, jumlah yang tersedia untuk penggunaan kita adalah sangat kecil, sekitar 1/10.000-an dari semua air di bumi.
Masa depan spesies manusia semakin suram. Apopulasi meningkat dengan kecepatan tinggi, bahkan air bawah tanah, sumber terakhir kita, sekarang sudah tercemar. Penyemaran air adalah penyemaran jiwa kita, dan kalau kita tidak mengubah kesadaran, kita tidak akan pernah bias mengembalikan air ke bentuk murninya.
Air Doa
Air datang ke bumi sebagai jawaban atas doa-doa kita, dan proses itu masih berlangsung bahkan sampai sekarang. Doa apa yang kita panjatkan? Doa bahwa hidup akan dilahirkan, bernapas, dan berakar? Doa bahwa alam akan makmur, berkembang, menimbang apa yang oleh orang-orang pribumi disebut “lingkaran kehidupan”. Doa bahwa inteligensi akan muncul dan peradaban akan terbentuk untuk melindungi bumi serta menyebarkan cinta dan rasa syukur.
Mengapa ketika dipaparkan pada kata “cinta dan syukur” air dapat membentuk kristal-kristal yang spektakuler? Karena kata-kata itu adalah sebentuk doa. Doa selalu merupakan sifat yang sebenarnya dari manusia. Semua ras manusia di semua masa telah memiliki unsure doa. Bahkan di masa kini, ketika ilmu pengetahuan, kita masih berdoa. Hati mana yang tidak berdoa ketika seorang anak yang sakit berjuang mempertahankan hidupnya atau ketika orang yang dicintai sedang jauh?
Air diberikan sebagai jawaban doa kitaa untuk kehidupan, untuk evolusi, sehingga manusia dapat melihat kea rah air dan menawarkan doa-doanya. Makahluk manusia pada dasarnya adalah kristal-kristal yang terbentuk di bumi ini. Dan itulah sebabnya mengapa kita memiliki tanggung jawab untuk melindungi dengan melindungi air kita. Langkah pertama yang dapat kita ambil adalah mengembalikan doa ke dalam hidup kita, ke dalam hati kita untuk senantiasa bergetar menyebut nama-Nya yang Maha Agung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda