16.“rahmat506 sebatang kara"
Bismillahirrahmaanirrahiim
Ya Allah, Engkau Yang Maha Adil, Engkau Yang Maha Melihat dan hanya kepada-Mu-lah kami mohon bimbingan agar selalu lapang dalam kebaikan, Amiin.
Salam dan shalawat bagi junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat yang telah mengajarkan islam dan mencontohkan akhlak mulia kepada kami.
Akhirnya Pardi merasakan hidup sebatang kara, Astaghfirullah. Itulah kata-kata yang terucap dari bibir Pardi, yang sedang tergolek lemah di rumah sakit ditemani putrinya.
Ketika muda Pardi memang boleh dibilang pria ganteng. Menikah dengan teman kuliahnya dan dikaruniai putri, putra dan putri. Saat 3 anaknya sedang membutuhkan biaya kuliah dan biaya sekolah, Pardi meninggalkan/menceraikan istrinya dan memilih wanita muda yang punya uang dan saat itu sebagai anggota dewan.
Sejak saat itu, istri pertama berjuang demi memberikan hidup yang layak bagi 3 anaknya, terutama biaya pendidikan. Bantuan Pardi yang tidak rutin, membuat kondisi semakin memprihatinkan, Alhamdulillah, 3 anaknya dapat menyelesaikan kuliah di Universitas negeri dan sudah bekerja.
Dari istri kedua, Pardi dikaruniai 2 putri, saat ini masih duduk di bangku SD, Tidak sampai disitu saja, ternyata Pardi telah menikah lagi dan punya balita, Astaghfirullah.
Menghadapi masa pensiun, Pardi jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Hasil observasi yang dilakukan dokter, Pardi mengidap penyakit kronis, dan kalaupun dilakukan tindakan lebih detail, tidak memungkinkan, berakibat fatal bagi organ tubuhnya.
Saat ini Pardi terbaring lemah, hanya bisa mengkonsumsi minuman cair seperti susu dan juice saja, maaf kotoran pun harus keluarkan dengan perantaraan selang melalui hidung.
Istri kedua Pardi pun tidak mau bertanggung jawab atau lepas tangan, karena selama ini Pardi memang tidak memberi nafkah lahir kepada istri keduanya. Seluruh biaya rumah sakit ditanggung oleh putra/i-nya dari istri pertama.
Begitulah menghadapi masa pensiun yang diterima Pardi, tega meninggalkan istri pertama karena kecantol dengan wanita yang lebih muda, dan saat di rumah sakit, terucap bahwa di masa tua terasa sebatang kara. Istri pertama terkena stroke dan tidak mungkin bisa menengoknya, istri kedua tidak peduli, istri ketiga yang bisa memberikan perhatian walaupun tidak secara penuh untuk membantu biaya rumah sakit.
Kisah diatas mungkin bukan kisah pertama yang pernah dibaca, namun semoga menjadi hikmah, bahwa agar selalu menanam kebaikan, jauhkan sikap menzhalimi, karena perbuatan baik dan buruk sekecil apapun, akan ada pertanggungjawabannya kelak.
Biasanya orang-orang, khususnya perempuan, tidak terlalu memperdulikan dosa-dosa kecil. Mereka cenderung meremehkannya. Hal ini bisa dirasakan oleh Nabi SAW, dan bahayanyapun telah beliau sadari. Maka beliau bersabda kepada Aisyah, “Wahai Aisyah, jauhilah dosa-dosa kecil, karena dia akan tetap dipertanggungjawabkan di hadapan Allah .”
Maka lakukan hal-hal baik walau kecil, Insya Allah akan menuai hasil yang baik pula. Lakukan sikap baik dimanapun, kapanpun, kepada siapapun, Insya Allah, balasan Allah berlipat ganda.
Bismillahirrahmaanirrahiim
Ya Allah, Engkau Yang Maha Adil, Engkau Yang Maha Melihat dan hanya kepada-Mu-lah kami mohon bimbingan agar selalu lapang dalam kebaikan, Amiin.
Salam dan shalawat bagi junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat yang telah mengajarkan islam dan mencontohkan akhlak mulia kepada kami.
Akhirnya Pardi merasakan hidup sebatang kara, Astaghfirullah. Itulah kata-kata yang terucap dari bibir Pardi, yang sedang tergolek lemah di rumah sakit ditemani putrinya.
Ketika muda Pardi memang boleh dibilang pria ganteng. Menikah dengan teman kuliahnya dan dikaruniai putri, putra dan putri. Saat 3 anaknya sedang membutuhkan biaya kuliah dan biaya sekolah, Pardi meninggalkan/menceraikan istrinya dan memilih wanita muda yang punya uang dan saat itu sebagai anggota dewan.
Sejak saat itu, istri pertama berjuang demi memberikan hidup yang layak bagi 3 anaknya, terutama biaya pendidikan. Bantuan Pardi yang tidak rutin, membuat kondisi semakin memprihatinkan, Alhamdulillah, 3 anaknya dapat menyelesaikan kuliah di Universitas negeri dan sudah bekerja.
Dari istri kedua, Pardi dikaruniai 2 putri, saat ini masih duduk di bangku SD, Tidak sampai disitu saja, ternyata Pardi telah menikah lagi dan punya balita, Astaghfirullah.
Menghadapi masa pensiun, Pardi jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Hasil observasi yang dilakukan dokter, Pardi mengidap penyakit kronis, dan kalaupun dilakukan tindakan lebih detail, tidak memungkinkan, berakibat fatal bagi organ tubuhnya.
Saat ini Pardi terbaring lemah, hanya bisa mengkonsumsi minuman cair seperti susu dan juice saja, maaf kotoran pun harus keluarkan dengan perantaraan selang melalui hidung.
Istri kedua Pardi pun tidak mau bertanggung jawab atau lepas tangan, karena selama ini Pardi memang tidak memberi nafkah lahir kepada istri keduanya. Seluruh biaya rumah sakit ditanggung oleh putra/i-nya dari istri pertama.
Begitulah menghadapi masa pensiun yang diterima Pardi, tega meninggalkan istri pertama karena kecantol dengan wanita yang lebih muda, dan saat di rumah sakit, terucap bahwa di masa tua terasa sebatang kara. Istri pertama terkena stroke dan tidak mungkin bisa menengoknya, istri kedua tidak peduli, istri ketiga yang bisa memberikan perhatian walaupun tidak secara penuh untuk membantu biaya rumah sakit.
Kisah diatas mungkin bukan kisah pertama yang pernah dibaca, namun semoga menjadi hikmah, bahwa agar selalu menanam kebaikan, jauhkan sikap menzhalimi, karena perbuatan baik dan buruk sekecil apapun, akan ada pertanggungjawabannya kelak.
Biasanya orang-orang, khususnya perempuan, tidak terlalu memperdulikan dosa-dosa kecil. Mereka cenderung meremehkannya. Hal ini bisa dirasakan oleh Nabi SAW, dan bahayanyapun telah beliau sadari. Maka beliau bersabda kepada Aisyah, “Wahai Aisyah, jauhilah dosa-dosa kecil, karena dia akan tetap dipertanggungjawabkan di hadapan Allah .”
Maka lakukan hal-hal baik walau kecil, Insya Allah akan menuai hasil yang baik pula. Lakukan sikap baik dimanapun, kapanpun, kepada siapapun, Insya Allah, balasan Allah berlipat ganda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda