18.:"rahmat508 jalan mendaki"
Bismillahirrahmaanirrahiim
Dan Kami telah menunjukkah kepadanya dua jalan, Maka tidakalha sebaiknya ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar? (QS 90:Al Balad ayat 10-11)
Salam dan shalawat bagi junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat yang telah mengajarkan islam dan mencontohkan akhlak mulia kepada kami.
Semua tahu kalau jalan mendaki itu dilakukan dengan perjuangan, berpeluh, badan pegal, apalagi betis kaki, apalagi kalau jalan pendakian itu melibatkan harta. Sayangnya, hasil dari pendakian ada yang berbuah kurang manis bahkan tidak manis sama sekali atau kata lainnya malah membawa mudharat, contohnya penyanyi yang merangkak dari bawah, begitu sampai puncak, dengan menampakkan bagian tubuhnya yang seharusnya ditutupi, banyak membuat orang lain tergelincir.
Untuk membangkitkan semangat, yang akan dibicarakan pendakian yang benar-benar berbuah manis.
Di setiap tempat dimana ada sekelompok orang bergabung, ada saja terjadi salah paham sehingga menimbulkan bentuk gang/kelompok, apakah itu di lingkungan kantor, sekolah, organisasi, paguyuban, dimana saja.
Kelompok yang satu menjatuhkan kelompok yang lain dan mencari simpati agar banyak anggota yang bergabung. Dan cara-cara seperti sangat terpelihara dengan baik, menarik simpati dengan hasutan, dan sayangnya banyak yang tidak menyadari akan tindakan kurang fair/terbuka ini.
Semua anggota yang bernaung dibawah satu payung seharusnya bersikap bersaudara, kalau ada yang salah, maka semua wajib memperbaiki, wajib membenahi agar tampak kokoh kembali. Layaknya sekawanan lidi yang disatukan, kalau semua lidi bersatu dan kokoh, maka akan mampu untuk menyapu halaman yang luas. Kalau ada satu yang hampir lepas, dibenarkan posisinya, Insya Allah akan kokoh kembali.
Demikianlah ketika berada dibawah satu naungan dengan banyak anggota, maka munculkan potensi agar bisa bersinergi.
Ketika sekelompok anggota yang bergabung dalam satu wadah, saling sikut, saling hasut, maka pecahlah dan timbul permusuhan, hingga akhirnya sakit hati dan satu per satu, anggota pindah ke wadah yang lain.
Karena ikatan batin yang pernah terjalin, anggota yang sudah berpencar dan korban sakit hati satu sama lain, mulai bersatu kembali dengan cara saling menghubungi/silaturahim. Setelah mendapatkan nomor telepon, saling menghubungi, akhirnya mulai bersatu kembali.
Pesan salah satu anggota, hilangkan sakit hati akan peristiwa lalu, capailah cita-cita ke depan yang lebih baik, bersatu, dan menciptakan hal baru yang membawa kebaikan.
Jalan daki menuju keakraban harus dilalui dengan permusuhan dan sakit hati. Namun bersyukur tidak sampai dendam, semua memahami kekurangan masing-masing, karena ikatan batin, jalan silaturahim itu muncul dengan kekuatan niat untuk perkuat tali silaturhim yang sempat terputus.
Jalan daki terkadang harus melalui kerikil atau batu cadas yang menyakitkan telapak kaki. Namun begitu tiba di puncak, ucap syukur dan lega karena usaha yang tidak sia-sia.
Ber-rakit-rakit ke hulu, ber-renang-renang ketepian,
Ber-sakit-sakit dahulu, ber-senang-senang kemudian
Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (QS 90: Al Balad ayat 12 )
Bismillahirrahmaanirrahiim
Dan Kami telah menunjukkah kepadanya dua jalan, Maka tidakalha sebaiknya ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar? (QS 90:Al Balad ayat 10-11)
Salam dan shalawat bagi junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat yang telah mengajarkan islam dan mencontohkan akhlak mulia kepada kami.
Semua tahu kalau jalan mendaki itu dilakukan dengan perjuangan, berpeluh, badan pegal, apalagi betis kaki, apalagi kalau jalan pendakian itu melibatkan harta. Sayangnya, hasil dari pendakian ada yang berbuah kurang manis bahkan tidak manis sama sekali atau kata lainnya malah membawa mudharat, contohnya penyanyi yang merangkak dari bawah, begitu sampai puncak, dengan menampakkan bagian tubuhnya yang seharusnya ditutupi, banyak membuat orang lain tergelincir.
Untuk membangkitkan semangat, yang akan dibicarakan pendakian yang benar-benar berbuah manis.
Di setiap tempat dimana ada sekelompok orang bergabung, ada saja terjadi salah paham sehingga menimbulkan bentuk gang/kelompok, apakah itu di lingkungan kantor, sekolah, organisasi, paguyuban, dimana saja.
Kelompok yang satu menjatuhkan kelompok yang lain dan mencari simpati agar banyak anggota yang bergabung. Dan cara-cara seperti sangat terpelihara dengan baik, menarik simpati dengan hasutan, dan sayangnya banyak yang tidak menyadari akan tindakan kurang fair/terbuka ini.
Semua anggota yang bernaung dibawah satu payung seharusnya bersikap bersaudara, kalau ada yang salah, maka semua wajib memperbaiki, wajib membenahi agar tampak kokoh kembali. Layaknya sekawanan lidi yang disatukan, kalau semua lidi bersatu dan kokoh, maka akan mampu untuk menyapu halaman yang luas. Kalau ada satu yang hampir lepas, dibenarkan posisinya, Insya Allah akan kokoh kembali.
Demikianlah ketika berada dibawah satu naungan dengan banyak anggota, maka munculkan potensi agar bisa bersinergi.
Ketika sekelompok anggota yang bergabung dalam satu wadah, saling sikut, saling hasut, maka pecahlah dan timbul permusuhan, hingga akhirnya sakit hati dan satu per satu, anggota pindah ke wadah yang lain.
Karena ikatan batin yang pernah terjalin, anggota yang sudah berpencar dan korban sakit hati satu sama lain, mulai bersatu kembali dengan cara saling menghubungi/silaturahim. Setelah mendapatkan nomor telepon, saling menghubungi, akhirnya mulai bersatu kembali.
Pesan salah satu anggota, hilangkan sakit hati akan peristiwa lalu, capailah cita-cita ke depan yang lebih baik, bersatu, dan menciptakan hal baru yang membawa kebaikan.
Jalan daki menuju keakraban harus dilalui dengan permusuhan dan sakit hati. Namun bersyukur tidak sampai dendam, semua memahami kekurangan masing-masing, karena ikatan batin, jalan silaturahim itu muncul dengan kekuatan niat untuk perkuat tali silaturhim yang sempat terputus.
Jalan daki terkadang harus melalui kerikil atau batu cadas yang menyakitkan telapak kaki. Namun begitu tiba di puncak, ucap syukur dan lega karena usaha yang tidak sia-sia.
Ber-rakit-rakit ke hulu, ber-renang-renang ketepian,
Ber-sakit-sakit dahulu, ber-senang-senang kemudian
Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (QS 90: Al Balad ayat 12 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda